ANALISA PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGRAJIN JAMU TRADISIONAL

| 2 comments


Indonesia terkenal karena keanekaragaman jenis floranya. Para ahli memperkirakan bahwa jenis flora Indonesia tidak kurang dari 40.000 jenis yang tersebar diseluruh pelosok tanah air dan baru kurang lebh 3000 jenis tumbuhan yang dapat diketahui potensinya dan dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin maupun tumbuhan obat.
Tumbuhan obat merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan digunakan secara luas oleh masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengobatan modern. Sekarang ini mulai bermunculan industri-industri rumah tangga yang berusaha mencoba dan menciptakan berbagai macam obat tradisional seperti jamu tradisional. Industri rumah tangga ini selain untuk memenuhi penyediaan obat secara murah dan mudah didapat juga untuk menambah penghasilan rumah tangga yang saat ini mengalami kekurangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya produksi, biaya penerimaan, pendapatan pengusaha jamu tradisional dan tingkat efisiensi pengusaha jamu tradisional. Hipotesis yang diajukan adalah jika dipandang dari masa perkembangan industri jamu tradisional yang telah sekian lama maka diduga industri jamu tradisional tersebut menguntungkan
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah industri jamu tradisional (jamu gendong). Populasi dalam penelitian ini adalah produsen/pembuat jamu tradisional yang ada di Kelurahan Ciptomulyo. Dalam penarikan sampel menggunakan metode Sensus, yaitu pengambilan data dari seluruh anggota populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 40 produsen/pembuat jamu tradisional.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer yaitu dengan cara wawancara langsung dengn pembuat jamu tradisional, sedangkan data sekunder adalah melalui literatur dan kantor kelurahan setempat. Adapun metode analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan perhitungan finansial dan perhitungan riil. Analisis tersebut meliputi analisis biaya produksi, biaya penerimaan, pendapatan dan efisiensi.

Hasil penelitian dalam perhitungan secara finansial dan perhitungan secara riil menunjukkan bahwa usaha jamu tradisional yang menghasilkan rata-rata 45 botol/hari dengan penerimaannya adalah sebesar Rp 111.900,00 total biaya produksi sebesar Rp 53.150,00 dan Rp 46.650,00 dalam setiap proses produksi. Dengan keadaan yang demikian maka pembuat jamu tradisional mendapatkan keuntungan sebesar Rp 58.750,00 dan Rp 65.250,00 dalam satu kali proses produksi. 
Usaha produksi jamu tradisional di Kelurahan Ciptomulyo mempunyai nilai R/C ratio > 1 yaitu 2,02 pada perhitungan secara finansial dan pada perhitungan secara riil nilai R/C ratio > 1 yaitu sebesar 2,40. Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka hipotesis diterima yang berarti bahwa usaha industri rumah tangga jamu tradisional tersebut efisien dan menguntungkan dan layak dikembangkan karena hasil yang diperoleh pada penjualan jamu tradisional ini memperoleh keuntungan 2 kali lipat dari modal.

2 comments

Tiest MD | 1 September 2014 pukul 23.45

nice article...
sukses selalu... ^.^

DCAja | 26 Mei 2019 pukul 23.16

artikel yang sangat informatif.. makasih...

Posting Komentar